Teori Kepemimpinan X dan Y
Oleh : Rizki Al Kharim
Kepemimpinan
(Leadership)
Pengertian kepemimpinan adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan
dan kelebihan, khususnya kecakapan kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu
mempengaruhi orang-orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan - khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pada tahun 1950, Douglas McGregor (1906-1964), seorang psikolog yang
mengajar di MIT dan menjabat sebagai presiden Antioch College 1.948-1.954,
mengkritik baik klasik dan hubungan manusia tidak memadai untuk sekolah sebagai
kenyataan di tempat kerja. Dia percaya bahwa asumsi yang mendasari kedua
sekolah mewakili pandangan negatif tentang sifat manusia dan pendekatan lain
yang berdasarkan manajemen yang sama sekali berbeda serangkaian asumsi yang
diperlukan. McGregor meletakkan ide-idenya dalam buku klasiknya 1957 artikel
berjudul "The Human Side of Enterprise" dan buku tahun 1960 dengan
nama yang sama, di mana ia memperkenalkan apa yang kemudian disebut humanisme
baru.
Teori
perilaku menurut Douglas McGregor adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu
perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada
orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku
The Human Side Enterprise di mana para manajer atau pemimpin organisasi
perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori y. Teori ini
didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat
dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut teori Y. Berikut
ini merupakan penjelasan mengenai teori X dan Y.
Teori
X dan Y dari Douglas
Mxgregor
1. Teori
X
Teori ini menyatakan
bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja
serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan
namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja
para pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja
sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
Didalam organisasi para pekerja pada umumnya berusaha bekerja sedikit
mungkin, tidak memiliki gairah untuk menemukan cara kerja yang lebih baik,
mereka pada umumnya kurang pandai, bekerja secara pasif, senang menghasut,
senang menipu diri sendiri, tidak pernah dapat mengemukakan gagasan baru,
sering tidak masuk kerja dengan berbagai alsan yang dicari-cari.
McGregor menyatakan bahwa pendekatan
konvensional untuk mengelola didasarkan pada tiga proposisi utama, yang disebut
Teori X:
- Manajemen bertanggung jawab
untuk mengatur unsur-unsur dari usaha produktif-uang, bahan, peralatan,
dan orang-dalam kepentingan ekonomi berakhir.
- Menghormati orang lain, ini
adalah proses mengarahkan usaha mereka, memotivasi mereka, mengendalikan
tindakan mereka, dan memodifikasi perilaku mereka agar sesuai dengan
kebutuhan organisasi.
3.
Tanpa intervensi aktif oleh manajemen, orang akan
pasif-bahkan resisten-untuk kebutuhan organisasi. Oleh karena itu mereka harus
dibujuk, dihargai, dihukum, dan dikendalikan. Kegiatan mereka harus
diarahkan.Tugas manajemen yang demikian hanya menyelesaikan sesuatu
Menurut asumsi teori X dari McGregor,
orang-orang ini pada hakekatnya yaitu sebagai berikut:
a.
Tidak menyukai bekerja
b.
Tidak menyukai kemauan ambisi
untuk bertanggung jawab, dan lebih menyukai diarahkan atau diperintah.
c.
Mempunyai kemampuan yang kecil
untuk berkreasi mengatasi masalah-masalah organisasi.
d.
Hanya membutuhkan motivasi
fisiologis dan keamanan saja.
e.
Harus diawasi secar ketat dan
sering dipaksa untuk mencapai tujuan organisasi.
Teori
ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa
anggapan-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku
manusia, sesuai dengan anggapan tersebut. Namun teori ini tidak dapat menjawab
seluruh pertanyaan yang terjadi pada organisasi.
Untuk menjawab kelemahan dari asumà teori X itu maka McGregor memberikan alternatif teori
lain yang dinamakan teori Y yaitu teori
yang berdasarkan pada kenyataannya.
Asumsi teori Y ini menyatakan bahwa
orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang
diduga oleh teori X.
2. Teori
Y
Teori
ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan
sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara
ketat karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja
sesuai tujuan perusahaan.
Para pekerja
memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung
jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Didalam organisasi para pekerja pada umumnya senang bekerja,
meraka meraska pekerjaan sebagai hobby, bekerja dengan penuh keaktifan, rasa
tanggung jawab yang besar, rajin, disiplin, penuh rasa pengbdian, ada gairah
untuk maju, selalu berusaha menemukan cara kerja yang lebih baik, banyak
gagasan baru diajukan, lebih senang mengarahkan diri sendiri, mengontrol diri
sendiri. Pekerja juga tidak harus mengerahkan
segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja. Secara keseluruhan asumsi teori Y
mengenai manusia adalah sebagai berikut:
- Pekerjaan itu pada hakekatnya
seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada orang. Keduanya bekerja
dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga di antara keduanya
tidak ada perbedaan, jika
keadaan sama-sama menyenangkan.
- Manusia dapat mengawasi diri
sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
- Kemampuan untuk berkreativitas
di dalam memecahkan persoalan-persoalan organisasi secara luas
didistribusikan kepada seluruh karyawan.
- Motivasi tidak saja berlaku
pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan aktualisasi diri tetapi
juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
- Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif
dalam bekerja jika
dimotivasi secara tepat.
Dengan
memahami asumsi
dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa merupakan tugas yang
penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada
pada masing-masing individu. Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk
mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam hal ini motivasi dan kemampuan karyawan
merupakan salah satu aspek atau faktor yang dapat meningkatkan sinergik
(synergistic effect). Maka pembinaan terhadap sumber daya manusia tidak pada
penyelenggaraan latihan (training) saja, tetapi juga didukung dengan
pengembangan atau pembinaan selanjutnya (development).
Menurut Mitchell (dalam Winardi , 2000) tujuan dari
motivasi adalah memperediksi perilaku perlu ditekankan perbedaan-perbedaan
antara motivasi, perilaku dan kinerja (performa). Motivasilah penyebab
perilaku; andai kata perilaku tersebut efektif, maka akibatnya adalah berupa
kinerja tinggi.
Penelitian teori X dan Y menghasilkan teori
gaya kepemimpinan ohio state yang membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan
dan penciptaan struktur.
Kesesuaian Perilaku X dan Y dengan gaya kepemimpinan
1.
Teory X
Berdasarkan
ciri-ciri manusia yang termasuk dalam teori X maka kesesuaian gaya kepemimpinan
yang tepat agar tujuan organisasi dapat tercapai adalah gaya kepemimpinan directing, gaya kepemimpinan coaching, dan gaya kepemimpinan
otokrasi. Pengarahan yang
seharusnya dilakukan adalah bersifat keras, hukuman bnyak dilakukan terhadap
pelanggaran, pengontrolan harus dilakukan secara ketat, sentralistis, tindakan
tegas.
2.
Teory Y
Berdasarkan
ciri-ciri manusia yang termasuk dalam teori Y maka kesesuaian gaya kepemimpinan
yang tepat agar tujuan organisasi dapat tercapai adalah gaya kepemimpinan delegating, gaya kepemimpinan participation , dan gaya kepemimpinan
kendali bebas. Pengarahan yang
dilakukan lebih bersifat mengikuti, pengontrolan longgar, cara memimpin
demokratis, banyak pelimpahan wewenang, banyak mengikutsertakan bawahan dalam
pembuatan keputusan.
Kesimpulan
Teori
perilaku menurut Douglas McGregor adalah teori yang menjelaskan bahwa suatu
perilaku tertentu dapat membedakan pemimpin dan bukan pemimpin pada
orang-orang. Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku
The Human Side Enterprise di mana para manajer atau pemimpin organisasi
perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori y. Teori ini
didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat
dibedakan atas manusia penganut teori X dan mana yang menganut teori Y.
v Teori
X
Teori ini menyatakan
bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja
serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan
namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para
pekerja harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai
dengan yang diinginkan perusahaan.
Pengarahan yang seharusnya dilakukan adalah bersifat
keras, hukuman bnyak dilakukan terhadap pelanggaran, pengontrolan harus
dilakukan secara ketat, sentralistis, tindakan tegas.
v Teori
Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja
tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki
pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Para pekerja memiliki kemampuan kreativitas,
imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas
pencapaian tujuan kerja. Pengarahan
yang dilakukan lebih bersifat mengikuti, pengontrolan longgar, cara memimpin
demokratis, banyak pelimpahan wewenang, banyak mengikutsertakan bawahan dalam
pembuatan keputusan.
Refrensi
berbagai sumber
0 Comments