Perbandingan Sample Random dan Non Random
Oleh : Rizki Al Kharim
TEHKNIK PENGAMBILAN SAMPLE
|
Sampel Acak atau Random Sampling /Probability sampling
|
Sampel Tidak Acak atau Nonrandom Samping/Nonprobability Sampling
|
1. Pengertian
|
Random sampling
adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk
diambil kepada setiap elemen populasi. Dengan demikian diharapkan sampel yang
terpilih dapat digunakan untuk menduga karakteristik populasi secara
objektif.
|
Nonrandom samping
adalah setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk
dijadikan sampel karena pengambilan sample mempunyai criteria tertentu.
|
2. Tujuan
|
Melakukan generalisasi maka seharusnya
sampel representatif dan diambil secara acak.
|
Tidak melakukan generalisasi hasil
penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. tidak mempunyai data
pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen
populasi.
|
3. Jenis
Tehnik dan
Cara Pengoprasian-nya
|
1. Simple random sampling
adalah Pengambilan sampel secara acak sederhana.
• Setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi
jadi sampel.
• Pengambilan acak sederhana ada dua yaitu : lottery technique (undian) dan
random number.
Langkah-langkah :
1.
Susun “sampling frame”
2.
Tetapkan jumlah sampel yang akan
diambil
3.
Tentukan alat pemilihan sampel
4.
Pilih sampel sampai dengan jumlah
terpenuhi.
Ä Keuntungan
: sample mudah dan cepat di peroleh.
Ä Kerugian
: kadang-kadang tidak mendapatkan data yang lengkap dari populasi.
2. Systemic Sampling
·
Jika peneliti dihadapkan pada
ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara
random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut
kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur
populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”
Langkah-langkah
:
1.
Susun sampling frame
2.
Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
3.
Tentukan K (kelas interval) dengan mem- bagi jumlah populasi dengan sampel.
4.
Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau
nomor awal dari kelipatan interval.
5.
Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval
berikutnya.
Populasi 200 yang diinginkan 50, maka intervalnya adalah 200/50=4, maka anggota populasi yang terkena sampel adalah setiap
elemen yang mempunyai nomor kelipatan 4 yakni 4,8,12,16 dst sampai jumlah sampe l50 orang.
Ä
Kelebihan : teknik ini lebih
cepat dan mudah dalam menentukan sample.
Ä
Kelemahan : kadang-kadang kurang
mewakili populasinya.
3. Stratified Sampling, Teknik
pengambilan sampel dari populasi Heterogen di mana populasinya dibagi-bagi
terlebih dahulu menjadi kelompok yang relatif homogen (stratum) untuk
menjamin keterwakilan dari masing-masing stratum.
Langkah-langkah
:
1. Siapkan
“sampling frame”
2. Bagi
sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan
jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih
sampel dari setiap stratum secara acak.
a. Proportinate
stratified sampling
·
Jumlah subjek dalam setiap strata
sama besar sampel dibagi jumlah strata
·
Misal besar sampel = 240,
dan strata = jenis kelamin
(2 strata)
· Jumlah subjek dalam setiap strata=240/2=120
(dari kelompok laki-laki dipilih120 subjek, dan dari kelompok perempuan dipilih 120
subjek pula)
b.
Disproportinate
stratified sampling
·
Jumlah subjek dalam setiap strata
tidak sama bergantung pada proporsi variable yang
ada dalam populasi.
Biasanya terjadi apabila salah satu atau beberapa strata memiliki kuantitas
yang berbeda.
·
Misal populasi=3000, laki-laki=1000,
perempuan=2000
·
Hitung proporsi proporsi laki-laki=1000/3000=1/3; proporsi perempuan= 2000/3000=2/3
Ä
Kelebihan : anggota sample yang
diambil lebih representative.
Ä
Kelemahan : Lebih banyak
memerlukan usaha pengenalan terhadap karateristik populasinya.
3. Cluster Sampling
Metode
pengambilan sampel berkelompok ( cluster sampling ) adalah metode yang
digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa kelompok
(groups atau cluster) dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit yang
lebih kecil (elements ). Jumlah elemen dari masing – masing kelompok (size
of the cluster) bisa sama maupun berbeda.
·
Digunakan bila populasinya besar sulit
mengidentifikasi setiap individu dalam populasi (ingat dalam simpledan
stratified semua individu harus diberi nomor)
·
Populasi besar misalnya penduduk
dalam kota besar, provinsi, atau Negara
·
Contoh
Individu dalam populasi dikelompokkan kedalam ‘cluster’ (missal berbasis
(Provinsi)
Langkah-langkah
:
1.
Susun sampling frame berdasarkan cluster – Dalam
kasus di atas dalam Negara Indonesia
ada 33 clauster.
2.
Tentukan berapa cluster yang akan diambil sebagai
sample.
3.
Pilih Clauster sebagai sampel dengan cara acak.
4.
Pilih individu dalam cluster sample sebagai sampel
dengan cara acak.
5.
Teliti sample
individu dalam claster sample.
Perlu
diingat bahwa dalam menentukan sample individu dalam clauster sample bisa
dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Karena masayrakat
Indonesia terdiri dari beberapa satrata.
Ä
Kelebihan : dapat mengambil
populasi besar yang tersebar di berbagai daerah.
Ä
Kekurangannya : jumlah individu
dalam setiap pilihan tidak sama, ada kemugkinan penduduk tersebut berpindah
daerah tanpa sepengatahuan peneliti sehingga menjadi anggota rangkap sample
penelitian.
|
1. Proposive Sampling, Pengambilan sampel dilakukan
hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja
yang
menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel
yang diambil.
· Mula-mula penelitian melakukan penelitian pendahuluan, mempelajari masalah secara menyeluruh.
· Kemudian peneliti menetapkan sendiri apa yang akan diteliti (sesuaipertimbangannya).
Contoh
:
Sampel
dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling
baik untuk dijadikan sampel penelitiannya. Misalnya untuk memperoleh data
tentang bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan,
maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan
informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang
menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”.
Ä Kelebihan
: murah, cepat dan mudah serta relevan dengan tujuan peneliti.
Ä Kekuranngan
: tidak representative untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi)
2. Quota Sampling
Pengambilan
sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini
besar
dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu.
1. Memudahkan
mendapat sampel
2. Menggunakan
pemandu berupa karakteristik yang mudah, misal jenis kelamin, ras, dan
sebagainya
3. Tempat
memilih subjek sesuka peneliti
4. Bila
ada subjek sesuai dengan kriteria inklusi diambil
5. Pemilihan
sampai besar sampel terpenuhi
Contoh
:
Misalnya
Sampel yang akan
di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dengan criteria umur
atau ras dan 50 perempuan dengan criteria umur dan ras yang sudah di tentukan
peneliti terlebih dahulu.
3. Accidental Sampling
Sampel
diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga
jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang
dapat
dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara
saja dan berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang
diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan
dia mengenal orang tersebut..
Contoh
:
Seorang
peneliti ingin meneliti kemampuan intelektual dalam sebuah rukun tetanga maka
dia hanya memilih sample orang yang di kenalnya atau orang yang tinggal dekat
dengan lokasi penelitihan tersebut.
Ä Kelebihan
: Mudah, murah dan sedehana.
Ä Kelemahan
: kurang objektif dan representatif
4. Snowball Sampling
Teknik
sampling ini tepat digunakan bila populasinya sangat spesifik. Cara
pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan secara berantai, mulai dari
ukuran sampel yang kecil, makin lama semakin besar.
Cara
ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi
penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan
penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak
lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang
kira-kira bisa dijadikan sampel. Cenderung kepada populasi yang tertutup.
Contoh
:
Misalnya,
seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga
perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita
lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah
wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya dirasa cukup, peneliti bisa
mengentikan pencarian wanita lesbian atau kelompok lain yang eksklusif (tertutup).
Ä Kelebihan
: murah, cepat dan mudah serta relevan dengan tujuan peneliti.
Ä Kekuranngan
: tidak representative untuk mengambil kesimpulan secara umum (generalisasi)
|
4. Keunggulan
|
e
Derajat kepercayaan terhadap
sampel dapat ditentukan.
e
Beda penaksiran parameter
populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan
e
Besar sampel yang akan diambil
dapat dihitung secara statistik
e
Bisa digeneralisasikan secara obyektif
|
e
Biaya
sangat sedikit
e
Hasilnya
diminta segera
e
Tidak
memerlukan ketepatan yanq tinggi
karena memberi
kemudahan peneliti
e
Tidak perlu sampling
frame
e
Tidak perlu tahu besar populasi
e
Tidak perlu tempat tinggal tertentu Inklusi dapat dipenuhi.
|
5. Waktu
penggunaan
|
Ketika kita ingin mendapatkan suatu
sampel yang "representatif.
|
Ketika ingin hanya sekedar gambaran
umum saja
|
6. Kriteria
|
1.
Setiap Objek dalam populasi yang
akan diambil sample mempunyai kesempatan yang sama.
2.
Bersifat Objektif.
3.
Tidak ada criteria tertentu.
|
1. Metode
ini tidak memberikan peluang yang sama pada tiap anggota populasi.
2. Bersifat
subjektif.
3. Ada
criteria tertentu diharapkan penelitia untuk memudahkan penelitian.
|
0 Comments