Gaya Kepemimpinan Managerial Grid
Oleh : Rizki Al Kharim
Gaya kepemimpinan managerial grid
dipelopori oleh Robert R Blake dan Jane S Mouton.
Dalam pendekatan Managerial Grid , manajer berhubungan dengan 2 hal yakni
produksi di satu pihak (concern for
production /perhatian terhadap produksi) dan orang-orang di pihak lain (concern for people/perhatian terhadap
orang).
Perilaku
kepemimpinan “concern for production”(perhatiam
terhadap produksi) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Mengutamakan
tercapainya tujuan
2. Mementingkan
produksi yang tinggi
3. Mengutamakan
penyelesaian tugas menurut jadwal yang telah ditetapkan
4. Lebih
banyak melakukan pengarahan
5. Melaksanakan
tugas dengan melakukan prosedur kerja ketat
6. Melakukan
pengawasan secara ketat
7. Penilaian
terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasil kerja
Perilaku
kepemimpinan “concern for people”
(perhatian terhadap orang) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
Memperhatikan kebutuhan
bawahan
2.
Berusaha menciptakan
suasana saling percaya
3.
Berusaha menciptakan
suasana saling harga-menghargai
4.
Simpati terhadap perasaab
bawahan
5.
Memiliki sikap
bersahabat
6.
Menumbuhkan peran serta
bawahan dalam pembuatan keputusan dan kegiatan lain
7.
Lebih mengutamakan
pengarahan diri, mendisiplin diri, mengontrol diri
Antara perilaku perhatian terhadap produksi
dan perilaku perhatian terhadap orang dapat saling berpengaruh. Seorang
pemimpin dapat sekaligus berperilaku memperhatikan produksi dan memperhatikan
orang dengan derajat sama tinggi atau dengan derajat berbeda.
Managerial Grid ditunjukkan dengan gambar yang
memperlihatkan adanya perhatian terhadap produksi pada sumbu mendatar dan
perhatian kepada orang pada sumbu menegak sebagai berikut:
Keterangan :
Pada
Grid 1.1 (Impoverished Leadership) manajer sedikit sekali usahanya untuk
memikirkan orang-orang yang bekerja dengannya, dan produksi yang seharusnya
dihasilkan oleh organisasinya. Dalam menjalankan tugas manajer dalam grid ini
menganggap dirinya sebagai perantara yang hanya mengkomunikasikan informasi
dari atasan kepada bawahan.
Pada Grid 1.9 (Country
Club Leadership), Gaya
kepemimpinan dari manajer grid ini ialah mempunyai
rasa tanggung jawab yang tinggi untuk memikirkan orang-orang yang bekerja dalam
organisasinya. Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Manajer seperti
ini dinamakan pemimpin klub (The country club management). Manajer ini berusaha
menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rileks, bersahabat
dan bahagia dalam organisasinya.
Pada
Grid 9.1 (Task Leadership), manajer disebut sebagai manajer yang menjalankan
tugas secara otokratis (autocratic task managers). Manajer semacam ini hanya
mau memikirkan tentang usaha
peningkatan
efisiensi pelaksanaan kerja, tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung
jawabnya pada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya
Pada
Grid 5.5 (Middle of road leadership), Manajer mempunyai pemikiran yang medium
baik pada produksi maupun pada orang-orang. Dia berusaha menciptakan dan
membina moral orang-orang yang bekerja dalam organisasi yang dipimpinnya, dan
produksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampau mencolok. Dia tidak
menciptakan target yang tinggi sehingga sulit dicapai, dan berbaik hati
mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.
Pada
Grid 9.9 (Team Leadership), manajer mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi
untuk memikirkan baik produksi maupun orang-orang yang bekerja dengannya. Dia
mencoba untuk merencanakan
semua
usaahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya pada produksi dan nasib
orang-orang yang bekerja dalam organisasinya. Manajer yang termasuk dalam Grid
ini dikatakan sebagai manajer Tim yang riil (the real team manajer). Dia mampu
memadukan kebutuhan-kebutuhan produksi dengan kebutuhan orang-orang secara
individu.
Tipe
kepemimpinan semacam ini sangat memberikan keuntungan besar bagi organisasi
sebab sangat dirasakan:
·
Adanya peningkatan hasi
·
Bertambah baiknya
hubungan antar kelompok
·
Kemanfaatan kegiatan
kelompok lebih efektif
·
Pertentangan atau
suasana bersaing yang tidak sehat antar bawahan sangat kurang
·
Meningkatkan saling
pengertian antar individu
·
Meningkatknya
usaha kreativitas individu
Sehingga
dapat disimpulkan, Inti dari kelima tipe tersebut adalah :
1. Impoverished
Leadership (1.1)
Pada
dasarnya menunjukkan tidaknya adanya keterlibatan kepemimpinan baik kepada
bawahan maupun hasil.
2. Country
Club Leadership (1.9)
Secara
keseluruhan ditekankan kepada kebutuhan bawahan dan terciptanya suasana kerja
yang bebas dari segala tekanan.
3. Task
Leadership (9.1)
Secara
total ditekankan pada kepentingan hasil dan sedikit mungkin untuk keperluan
bawahan.
4. Middle
of road leadership (5.5)
Terpeliharanya
tingkat kepuasan bawahan maupun untuk kepuasan hasil.
5. Team
Leadership (9.9)
Menggambarkan satu kriteria keberhasilan kepemimpinan,
tercapainya pelaksanaan tugas-tugas organisasi yang didukung keterikatan antara
bawahan melalui saling adanya kepercayaan dan hormat-menghormati. Blake dan
Mouton mengatakan bahwa tipe ini merupakan yang paling efektif dari
kepemimpinan perilaku.
*********
0 Comments